I. Pendahuluan
Mangga merupakan tanaman yang mudah ditanam dan tanpa memerlukan perlakuan khusus yang rumit. Tanaman ini bisa ditanam di pekarangan rumah atau di kebun. Kalau setiap rumah di Indonesia bisa menanam satu pohon mangga, akan ada jutaan pohon mangga di seluruh Indonesia. Adanya tanaman mangga akan mengurangi pengotoran udara, menambah suasana sejuk di rumah pada musim kemarau dan mengurangi banjir pada musim hujan. Selain itu juga bisa melengkapi gizi keluarga dan menambah penghasilan rumah tangga.
Dengan mengkonsumsi mangga anak-anak dan semua anggota keluarga akan cukup mendapat provitamin A dan vitamin C. Provitamin A bisa diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh dan vitamin ini penting sekali untuk menjaga kesehatan mata. Sedangkan vitamin C perlu untuk mencegah sariawan.
Selain provitamin A dan vitamin C, mangga juga mengandung vitamin lain, mineral, karbohidrat dan zat-zat lain yang diperlukan untuk kesehatan dan pertumbuhan badan.
Berdasarkan hal di atas, penulis sengaja mengambil judul Budidaya Tanaman Mangga dalam penulisan tugas mata kuliah Penanganan Pasca Panen yang diberikan oleh dosen Universitas Abulyatama Aceh kelas Paralel Blangpidie.
II. Membuat Perkebunan Mangga
Mangga (Mangifera Indica L) bukan tanaman asli dari Indonesia, walaupun demikian masyarakat sudah menganggap mangga sebagai salah satu tanaman buah-buahan asli Indonesia. Di Indonesia tanaman mangga tumbuh baik di daerah dataran rendah yang berhawa panas, tapi juga masih bisa ditanam sampai dataran tinggi yang berhawa sedang.
Mangga yang berkembang di Indonesia diduga berasal dari India yang kemudian menyebar ke Semenanjung Malaysia, Indonesia dan sekitarnya. Mangga yang biasa dimakan sehari-hari seperti mangga golek, mangga manalagi, mangga arumanis, mangga sengir, secara taksonomi termasuk spesies Mangirea Indica L, genus/marga Mangifera, famili Anacardiaceae, ordo sapindales.
Mangga tumbuh berupa pohon berbatang tegak, bercabang banyak dan bertajuk rindang dan hijau sepanjang tahun. Tinggi pohon dewasa bisa mencapai 10 – 40 meter. Umur pohon bisa mencapai 100 tahun lebih. Marfologi tanaman mangga terdiri atas akar, batang, daun dan bunga. Bunga menghasilkan buah dan biji (pelok), yang secara generatif dapat tumbuh menjadi tanaman baru.
Buah mangga termasuk kelompok buah batu berdaging. Panjang buah berkisar antara 2,5 – 30 cm. Bentuknya ada yang bulat, bulat telur, bulat memanjang dan ada yang pipih. Warna buah bermacam-macam, tergantung varietasnya, variasinya ada yang hijau, kuning, merah atau campuran masing-masing warna tersebut.
Tanaman mangga monoembrional yang mempunyai biji yang mengandung hanya satu embrio. Kalau biji tumbuh menjadi tanaman baru akan menghasilkan hanya satu tanaman.
Jenis dan varietas mangga budidaya berasal dari alam dan buatan. Dari varietas itu ada tanaman yang dikembangkan secara generatif dan ada yang vegetatif. Di Indonesia ada beberapa jenis dan varietas mangga komersial yang sudah terkenal bagus mutunya. Antara lain, Golek, Arumanis, Manalagi, Endog, Madu, Lalijiwo, Keweni, Pakel dan Kemang.
Dalam berkebun mangga, sebelum mulai sebaiknya mempelajari dulu soal teori berkebun mangga dan perihal teori lain yang berhubungan dengan mangga. Misalnya pemilihan lokasi untuk kebun, sebaiknya dekat tempat pemasaran dan tidak jauh dari jalan raya agar pengangkutan tidak repot. Ketinggian lokasi kebun dan iklim juga harus cocok untuk pertumbuhan mangga.
Tanaman mangga masih dapat hidup dengan sehat pada temperatur 4˚ - 10˚ C. namun kondisi itu bukan temperatur yang baik untuk pertumbuhan dan produksi. Temperatur pertumbuhan optimum untuk mangga berkisar antara 24˚ - 27˚ C. Pada kondisi ini pertumbuhan mangga sangat baik dan produktifitasnya tinggi.
Banyak sedikitnya curah hujan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan terbentuknya bunga atau buah. Mangga membutuhkan curah hujan minimal 1000 mm, dan musim kering 4 – 6 bulan pertahun. Setiap bulan rata-rata hujan tidak lebih dari 60 mm. Di daerah tropis mangga dapat tumbuh sampai daerah pegunungan setinggi 1.300 meter diatas permukaan laut, namun pertumbuhan dan produksinya jelek. Hasil terbaik mangga ditanam di dataran rendah sampai pada ketinggian 500 meter diatas permukaan laut.
Mangga akan tumbuh dengan baik di lokasi yang lahannya bertanah ringan seperti tanah lempung berpasir sampai tanah berat atau tanah seperti lempung. Sebaiknya lahan tanam jangan di lokasi yang terlalu miring dan cekung.
1. Mengatur Tanaman
Pohon mangga sebaiknya ditanam menurut jarak tertentu, bisa juga diatur penanamannya sehingga terlihat rapi dan indah. Pengaturan tanamnya dapat dengan cara bujur sangkar, diagonal atau kwinkunks (Quincunx), segitiga sama sisi atu heksagonal, dan cara garis tinggi (kontur).
2. Jarak Tanam
Jarak tanam untuk tanaman mangga tergantung beberapa faktor. Diantaranya jenis tanah berat atau ringan, dan tanah subur atau tandus. Juga jenis tanaman mangga ada yang tinggi besar dan ada yang pendek kecil.
Di lahan tandus mangga dapat ditanam dengan jarak dekat. Di tempat itu lapisan tanah subur terlalu tipis, perakaran tidak banyak dan tidak bisa menyebar sehingga tanaman tumbuh kerdil.
Tanam dari semai biji pada umumnya bersosok lebih besar dari okulasi atau cangkok. Oleh karena itu jaraknya lebih lebar. Jarak tanam mangga yang baik pada umumnya 12 – 14 meter, sehingga setelah tumbuh besar pohon mangga tidak saling berdempetan.
Setelah jarak tanam ditentukan dan dipasang ajir, maka dibuat lubang tanam berukuran 100 cm x 100 cm. Lubang itu diisi dengan tanah yang subur supaya di kemudian hari tanaman mangga bisa tumbuh sehat dan subur.
3. Penanaman Bibit
Penanaman bibit mangga sebaiknya dilakukan pada waktu musim hujan, sehingga tak perlu menyiram, sedangkan udara tak begitu panas pada waktu siang hari. Keadaan ini akan mengurangi kematian tanaman yang baru ditanam. Walaupun ditanam di musim hujan sebaiknya menanam pada sore hari agar bibit tidak layu.
Dalam lobang tanam taburi dengan insektisida untuk mencegah gangguan rayap atau semut. Misalnya insektisida butiran seperti Furadan 3G, Curatter 3G, Basamid G, atau Rhocap 10G. Dengan dosis 10 – 25 gram per lubang tanam/pohon.
4. Perawatan Tanaman
Untuk pohon mangga produktif membutuhkan perawatan yang kontinyu, diantaranya :
- Penyiraman
- Pencegahan penyakit dan benalu
- Pemberantasan hama
- Pemangkasan bunga, ranting dan cabang
- Penyiangan dan penggemburan
- Pemangkasan
- Pemupukan
- Pupuk hijau dan tanaman penutup tanah
5. Hama dan Penyakit
Hama pada tanaman mangga bermacam-macam jenis dan bentuknya. Ada yang menyerang daun, batang, kulit, bunga, buah dan akar. Ada jenis yang tergolong serangga, tungau, tikus, kalong dan burung. Masing-masing jenis hama membutuhkan cara pengendalian yang khas.
Sekitar 75 % dari binatang yang hidup di bumi tergolong serangga. Yang tergolong serangga hama mangga adalah lalat buah, lalat bisul daun mangga, bubuk buah mangga, penggerek batang, wereng mangga, kutu putih besar, kutu sisik, kutu bisul pucuk, ngengat perisai hitam, penggerek pucuk, kupu-kupu penusuk buah, semut rangrang dan tungau.
Penanggulangan hama tanaman mangga dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun, membuat pengasapan, penyemprotan dengan insektisida seperti Ripcord 5 EC, Cymbush 50 EC atau Decis 2,5 EC, bisa juga dengan menggunakan insektisida nabati seperti tepung tembakau, minimal mengandung 1% nikotin. Selain itu juga bisa diatasi dengan memotong cabang atau dahan yang terserang hama.
Penyakit pada mangga biasanya disebabkan oleh cendawan dan bakteri. Serangannya mengakibatkan busuk buah. Tiga penyakit penting buah mangga sebaul panen adalah antraknosa (anthracnose), bercak hitam dan kudis. Penyakit setelah panen adalah busuk buah karena cendawan. Pengendaliannya dengan pestisida yang sebelumnya dilakukan pertimbangan yang matang.
Buah mangga setelah panen masih ada kemungkinan terserang penyakit, terutama karena busuk oleh cendawan atau bakteri. Mangga yang busuk berkerut hitam disebabkan oleh cendawan Phomopsis sp, busuk kering yang keras dan hitam disebabkan oleh cendawan Dothiorella mangiferae Cheerna dan Dani, busuk pangkal buah oleh cendawan Colletotrichum gloeosporiodes, busuk lunak oleh cendawan Botrydiplodia theobromae Pat. Dan lain-lain.
Untuk mengantisifasi agar buah tidak busuk dan terserang cendawan, sebaiknya dilakukan cara sebagai berikut :
- Buah di panen dengan hati-hati, jangan sampai luka atau memar.
- Infeksi cendawan pembusuk bersifat laten, untuk mengendalikannya sejak buah mangga masih muda perlu dilindungi dengan penyemprotan fungisida.
- Sebelum di taruh di tempat penyimpanan, buah mangga perlu didesinfeksi.
- Mangga dapat awet disimpan di tempat bersuhu rendah 7 - 10˚ C. hanya saja cara ini bisa membuat mangga luka, terutama buah yang berkulit tipis. Lukanya berupa bercak (lingkaran kecil) cokelat. Kalau disimpan pada suhu 1˚ C, warnanya akan berubah dari hijau menjadi suram. Setelah buah dikeluarkan dari ruang dingin, buah akan cepat busuk.
6. Panen
Mangga okulasi dan sambungan sudah bisa menghasilkan buah pada tahun keempat setelah bibit ditanam. Hasil panen pertama sekitar 10 – 13 buah per pohon. Hasil itu akan terus meningkat dengan bertambahnya umur tanaman, kalau disertai perawatan insentif, terutama pemupukan.
Ketika pohon berumur 6 tahun, hasilnya bisa menjadi 50 – 75 per pohon. Umur 10 tahun bisa 300 – 500 buah, umur 10 – 15 tahun bisa menghasilkan 1000 buah dan umur 15 – 20 tahun bisa mencapai 2000 – 5000 buah per pohon.
Mangga dipanen ketika di pohon sudah terlihat satu atau dua buah yang masak. Sebaiknya mangga di panen ketika buahnya masih keras, tapi usianya sudah tua. Selektif satu persatu karena bunga pada setiap cabang tidak bersamaan keluarnya walau masih dalam satu pohon.