Monday, July 5, 2010

BUDIDAYA SEMANGKA Citrulus Vulgaris

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi yang terus meningkat dewasa ini, dapat kita rasakan dalam segala aspek dan sektor. Salah satunya adalah kemajuan teknologi di sektor Pertanian. Pemerintah memberikan perhatian yang serius dalam mengembangkan Teknologi Pertanian di Indonesia. Yaitu dengan didirikannya Balai-Balai Pertanian dan Balai-Balai Penelitian Tanaman Pangan.
Budidaya tanaman semangka adalah salah satu alternatif dalam memenuhi kebutuhan akan buah-buahan bagi masyarakat. Apalagi di Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya, jumlah petani yang membudidayakan tanaman ini sangat minim, bahkan hampir tidak ada sama sekali. Selama ini pasokan semangka Wilayah Blangpidie di datangkan dari daerah-daerah lain, seperti dari Tapaktuan dan Meulaboh.
Semangka (Citrulus Vulgaris) dalam bahasa Inggris di sebut Water Melon, buah semangka masih kerabat dekat dengan Melon (Cucumis Melo & Var Cantalupensis Naud) dan Blewah (Cucumis Melo L) termasuk dalam keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae). Seperti halnya keluarga labu-labuan lainnya, tanaman ini berasal dari Afrika Tropika.
Buah ini mengandung banyak air sehingga sangat disukai oleh manusia maupun binatang. Sehingga penyebarannya sangat cepat, misalnya ke India, Cina, dan ke Negara-Negara sekitarnya termasuk ke Indonesia.
Tanaman jenis labu-labuan ini akhirnya di budidayakan di Negara-negara tersebut dan mengalami suatu proses adaptasi dengan kondisi iklim setempat dalam kurun waktu yang cukup lama. Malahan berkat kemajuan teknologi Pertanian yang semakin maju, beberapa Negara telah berhasil memperkenalkan jenis keluarga labu-labuan “Baru” hasil perlakuan obat ataupun persilangan yang pada akhirnya menghasilkan suatu sosok tanaman yang lebih unggul dari pada sosok tanaman aslinya. Negara yang banyak menaruh perhatian terhadap keluarga ini dan telah mengembangkan jenis buah baru adalah Taiwan, Jepang, dan Amerika.
Di Indonesia buah labu-labuan telah berkembang seperti di Negara-negara lain yang telah lebih dahulu membudidayakan tanaman yang sama, walaupun banyak ketinggalan. Sebab sebelum Tahun 1970 Pertanian di Negara kita lebih mengutamakan kebutuhan pangan pokok, yakni beras. Tahun 1970 ini pula yang menjadikan titik tolak perkembangan tanaman pangan selain beras dengan terobosan-terobosan baru dan alih teknologi, Pemerintah mendirikan Balai-Balai Penelitian Tanaman Pangan. Hal ini sedikit banyak tentu memberikan andil positif dalam menyebar luaskan daerah penanaman keluarga labu-labuan ini.
Balai – Balai semacam ini bermunculan di beberapa daerah pada Tahun 1984. Meningkatnya perhatian terhadap Budidaya tanaman holticultura tadi, didasarkan atas terbukanya pasaran di Luar Negeri, terutama hasil budidaya tanaman pangan, yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Persyaratan buah yang layak ekspor terkadang masih menjadi kendala bagi beberapa jenis buah, khususnya semangka. Oleh karena itu perlu diadakan suatu program budidaya terpadu, supaya menghasilkan buah semangka yang berkualitas prima memenuhi standar pasaran di Luar Negeri dan mampu bersaing dengan buah produksi dari negeri lain. Karena itulah kita perlu mengembangkan teknik -teknik budidaya ditanah air kita untuk mengejar ketinggalan dari teknik budidaya di negara lain.
Analisis pendapatan petani semangka di tanah air, masih terbatas untuk memenuhi pasaran dalam negeri. Tetapi tidak tertutup kemungkinan kita mampu bersaing di pasaran internasional. Faktor-faktor yang menjadi barometer naik turunnya harga pasaran buah semangka di dalam negeri adalah banyaknya hasil buah yang dipanen pada saat bersaan.

Daerah – daerah penghasil semangka yang paling banyak di Indonesia:
A. Jawa Tengah: DISTA Yogyakarta, Magelang dan Kulon Progo
B. Jawa Barat: Indramanyu, Kerawang
C. Jawa Timur: Bayuwangi dan Malang
D. Sumatra: Lampung

Buah semangka yang berkualitas baik telah banyak dipasarkan di supermarket di kota-kota besar. Dan yang menjadi pelanggannya adalah masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas.Kenyataan demikian menjadikan permintaan pasar buah semangka semakin meningkat. Terlebih saat buah yang didatangkan dari daerah-daerah penghasil tadi relatif sedikit jumlahnya sehingga harganyapun melonjak beberapa kali lipat.
Budi daya semangka telah banyak di temui dimana –mana, bukanlah yang asing lagi bagi masyarakat petani yang khususnya dalam bidang produksi semangka kita lihat sekarang ini sangat sesuai di budidayakan di daerah Aceh Barat Daya karena bisa menghasikan produksi yang sangat besar dan resiko kerusakan sangat kecil. Aceh Selatan sangat cocok tempat budidaya semangka, karena selain iklim yang mendukung juga tekstur tanah yang poros. Juga pemasaran nya sangat mudah dan harga sangat memuaskan para petani yang mebudidayakannya.
Nilai semangka di Aceh Barat Daya cukup tinggi dan bisa di golongkan baik, karena selain rasanya manis, dan proses memasukannya lebih cepat sebelum jangka waktu sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk dibudidayankan. Pengaruhnya yaitu akibat mutasi dan keadaan iklim yang kuat, mendorong cepat nya semangka dan cepat masak, karena itulah kita harapkan di daerah Aceh Selatan ini dimasa yang akan datang bisa menghasilkan semangka besar-besaran.

2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk menciptakan lingkingan yang baik bagi pertumbuhan tanaman dan perkembangan tanaman, pengolahan tanah pertama untuk membalikkan tanah selain itu juga untuk memecahkan bongakahan-bongkahan tanah, meratakan tanah dan pembuatan bedeng bertujuan untuk membuang kelebihan air.

3. Pembabatan
Rumput-rumputan yang ada di babat dan dibersihkan dengan menggunakan parang atau alat yang lainnya.

4. Pembalikan tanah
Tanah dibalikkan supaya gulma-gulma yang ada tidak akan tumbuh dan menjadi pupuk bagi tanaman nanti, pembalikan tanah bisa dilakukan dengan menggunakan traktor atau cangkul.

5. Rotari
Tanah dihaluskan kembali dengan traktor atau cangkul supaya lebih gembur.

6. Pembuatan Bedeng
Setelah tanah diolah lalu kita membuat bedeng dengan ukuran 2,3 x 3,5 m dengan drainase.

7. Lobang tanam
Setelah pembuatan bedengan lalu dilakukan lobang tanam 1,5 x 2,3 m.

8. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara bagi tanaman, baik melalui tanah maupun melalui tanaman. Pemupukan yang tepat (dosis dan waktu) dapat meningkatkan produksi.

1. Pupuk dasar
Pupuk dasar diberi sebelum tanam, bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah atau tekstur tanah, pupuk yang diberikan yaitu pupuk kandang diberi 1 minggu sebelum tanam, dan pupuk TSP, 3 gr / batang diberi 3 hari sebelum tanam.

2. Pupuk susulan
Pupuk ini diberi setelah tanam, yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan tanaman. Pupuk yang diberikan yaitu Urea, KCL, NPK, diberi 14 hari sesudah tanam, 28 hari sesudah tanam dan 42 hari sesudah tanam dengan dosis 3 – 5 gr / tanaman.

9. Perlakuan benih
Untuk mempercepat pertumbuhan benih maka benih dapat diperlakukan dengan perendaman, benih dicampur dengan atonik ± 4 jam 1 cc/liter air, lalu ditiriskan dam setelah itu dicampur dengan Currater.

10. Penanaman
Ditanam sesuai dengan ukuran jarak tanam yang telah diukur dan dibuat yaitu 3,3 x 1,5 m. tiap lubang tanam diberi 2 – 3 butir benih semangka tepat ditengah-tengah lubang, lalu lubang ditutup.

11. Penyiangan
Gulma dibersihkan di sekitar batang dan daun-daun yang tua / daun kering juga dibersihkan.

12. Penyemprotan hama dan penyakit
Penyakit yang dikendalikan dengan Dithane 45 dosisnya 1 cc/liter air. Hama dikendalikan dengan menggunakan Lybacyd dengan dosis 0,5 – 1 cc/liter air. Penyemprotan dilakukan 10 hari – 2 minggu sekali secara bergantian.

13. Pemangkasan
Pertumbuhan batang (sulur) utama dan cabang lateralnya perlu kita atur dan kita batasi agar buah yang dihasilkan bermutu baik (berukuran besar, bentuk sempurna). Apabila menginginkan buah berukuran besar , dapat kita usahakan dengan memelihara maksimal 1 – 3 calon buah pada setiap tanaman yang masing-masing terletak pada satu cabang lateral dan dua pada batang utama.
Cabang-cabang yang tumbuh setelah dipilih dari dua cabang lateral yang terbagus yang ada, cabang yang tidak dibutuhkan kita pangkas dengan gunting atau silet, disisakan 5 cm dari cabang utama.
pemangkasan dilakukan terhadap cabang lateral (cabang yang tumbuhnya kesamping) pada baris ke 2, 4 dan 10, juga batang utama yang terlalu panjang, buah yang menunjukkan ciri tidak layak dipertahankan, antara lain, ukurannya lebih kecil, mengkerut, terdapat bekas gigitan dan bentuknya tidak normal.
Tujuan pemangkasan cabang yang berlebihan adalah untuk memaksa tanaman memusatkan hasil tenaga internalnya (tenaga dalam) demi perkembangan buah. Calon buah yang akan dipelihara di pilih dari calon buah yang paling baik, usahakan memilih calon buah yang bentuknya seragam, penampilannya sempurna dan tidak berkerut, letak calon buah relatif agak jauh dari pangkal batang utama, minimal 70 cm.
Sisa calon buah yang tidak terpilih kita buang dengan memotong tangkainya, Batang yang pertumbuhan daunnya terlalu panjang, dapat dipotong ujungnya.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan buah yang menempel diatas tanah dan membuat warna kulit buah merata tanpa adanya bagian yang belanga akibat tidak terkena sinar matahari.
Buah yang tidak dibalik seringkali berlubang pada dasar buahnya akibat digerogoti oleh binatang ataupun jamur dan bakteri terutama bila sering terkena air hujan.
Pembalikan buah hanya dianjurkan sekali pada setiap periode penanaman yaitu setelah buah berukuran sebesar bola kaki atau beratnya ± 1,5 Kg. Pada saat pembalikan buah sebaiknya alas jerami pada tempat buah ditambah jerami baru. Dengan cara demikian walaupun tidak dilakukan pembalikan buah, buah tetap terjamin keadaannya, yaitu dengan syarat pada awal penanaman, tepatnya setelah bakal buah yang akan dipelihara terpilih, di bawah calon buah tersebut ditambah jerami kering.

Ciri-ciri semangka yang siap untuk dipanen
- Sulurnya kering
- Tangkai buahnya mengecil
- Daun sudah banyak yang kering
- Buah mengkilat
- Bila dikorok berbunyi nyaring

Setelah panen buahnya tidak bisa disimpan lama karena bisa pecah atau busuk, yang menyebabkan kerugian, oleh karena itu setelah buah di panen, buah digudang selama 1 malam atau bisa langsung dijual.

ANALISA BUDIDAYA KACANG TANAH (Arachis hypogea L) DI LAHAN KERING

1. Pendahuluan

Meskipun Indonesia telah berswasembada beras sejak tahun 1984, akan tetapi swasembada pangan masih belum tercapai. Salah satu komoditi yang masih rendah produktifitasnya ditingkat petani adalah kacang tanah. Upaya peningkatan produktivitas kacang tanah tidak bisa hanya menggantungkan diri pada hasil kacang tanah yang ditanam di lahan sawah, tetapi lahan kering atau tegalan memiliki peluang yang dapat dikembangkan sebagai penghasil kacang tanah yang potensial.
Masalah yang dihadapi lahan kering pada umumnya adalah tingkat kesuburan yang relatif rendah sehingga mengakibatkan produktifitasnya rendah pula. Untuk meningkatkan produktivitas ini, maka sistem bercocok tanamnya perlu disempurnakan dengan menerapkan teknologi budidaya kacang tanah yang dianjurkan. Dengan demikian akan dapat memberikan kontribusi lebih baik bagi petani dan keluarganva pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.

2.Teknologi yang Dianjurkan

1.Persyaratan tumbuh
- Tumbuh baik pada ketinggian 0 - 500 m dpl
- Struktur tanah gembur dan drainase baik
- Keasaman (pH) tanah antara 6-6,5
- Dalam masa pertumbuhan memerlukan cahaya matahari yang cukup
- Tanaman yang masih muda memerlukan air cukup untuk pertumbuhan dan setelah
berumur 2,5 bulan kebutuhan akan air sudah mulai berkurang.

2.Benih
Varietas unggul yang dianjurkan antara lain : Gajah, Macan, Banteng, Tapir, Kelinci dan Mahesa, varietas-varietas ini tahan terhadap penyakit layu, karat dan bercak daun. Varietas lainnya yang sangat digemari oleh para petani adalah varietas lokal setempat.

3. Penyiapan lahan
- Tanah diolah dengan cara bajak 1 kali dan digaru 1kali
- Buatlah saluran drainase berjarak 3 - 4 meter membujur searah dengan barisan
tanaman
- Lebar saluran 30 cm dan dalam 25 cm

4. Waktu tanam
- Penanainan dilakukan segera setelah hujan turun cukup
- Perlu diupayakan supaya penanaman dilakukan serentak pada suatu hamparan

5. Cara tanam
- Biji ditugalkan dengan kedalaman 3 cm
- Jarak tanam 40 x 1 0 cm (2 biji/Iubang)
- Benih diperlukan sekitar 70 kg biji/ha

6. Pemeliharaan
a. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan dosis Urea 50 kg/ha, Sp-36 100 kg/ha, dan KCL 50 kg/ha. Pupuk diberikan pada umur 10 - 15 hari setelah tanam dengan cara disebarkan dalam larikan antara barisan. Semua pupuk diberikan sekaligus. Pemupukan bisa juga dilakukan dengan cara disebar merata keseluruh areal sebelum tanam, asalkan kondisi lahan dalam keadaan lembab (macak-macak).

b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada umur 3 minggu dan umur 6 minggu setelah tanam (tergantung keadaan rumput). c. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit hendaknya menggunakan prinsip pengendalian hama terpadu. Hama yang sering menyerang tanaman kacang tanah adalah : pengerek daun (Stamopteryx subsecivella), pengisap daun (Empoasca) dan kutu daun (Tetranychus bimaculatus). Sedangkan penyakit yang sering menyerang antara lain: penyakit layu (bacterial wilt), bercak dawn (Leaf spot), sapu (Virus), mozaik (Mozaik disease), cendawan akar (Sclerotical disease) dan penyakit cendawan akar (Sclerotical blight)

7. Panen
Tanaman kacang tanah bisa dipanen antara umur 100 - 110 hari, dengan tanda tanda : kulit polong mengeras dan berwarna kehitaman, polong berisi penuh, kulit biji tipis mengkilat dan tidak berair serta sebagian besar daun telah rontok.

3. Analisa Ekonomi

Produksi yang dicapai dari hasil pengkajian Demonstrasi Penerapan Paket Teknologi Anjuran Budidaya Kacang Tanah sebagai Pengisi Lorong pada Penelitian Adaptif Budidaya Lorong di Desa Ntonggu, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima mencapai rata-rata 2,75 ton polong kering per hektar dengan analisa biaya dan keuntungan sebagai berikut:
Tabel Analisa Ekonomi
1. Biaya produksi perhektar
a. Benih 70 kg biji @ Rp. 6.000.- Rp. 420.000;
b. Tali rapia 1 roll @ Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-
c. Pupuk :
a. Urea 50 kg @ Rp 1.100,- Rp. 55.000,-
b. Sp-36 100 kg @ Rp. 1.650.- Rp. 165.000,-
c. KCL 50 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 52.500,-
d. Tenaga kerja
d. Pembuatan drainase 10 HOK (a) Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
e. Penanaman 30 HOK @ Rp. 10.000,- Rp. 300.000,-
f. Pemupukan 2 HOK @ Rp. 10 000,- Rp. 20.000,-
g. Penyiangan 40 HOK @ Rp. 10.000,- Rp. 400.000,-
h. Panen 40 HOK @, Rp. 10.000; Rp. 400.000,-
i. Pascapanen 5 HOK @ Rp. 10.000,- Rp. 50.000;

e. Total biaya (1) Rp. 1.972.500,-

2. Penerimaan =2,75 ton @ Rp. 210.000, /kwt Rp. 5.775.000,-
3. Keuntungan =(2)-(1) Rp. 3.802.500,-
4. B/C Rasio = 2,93

4. Penutup
Demikian makalah singkat ini penulis susun seadanya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi berbagai pihak baik bagi penulis sendiri maupun bagi para petani atau siapapun yang membutuhkan sebagai bacaan penambah wawasan ataupun sebagai referensi penulisan ilmiah. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan karya tulis pada masa yang akan datang.

Dari berbagai sumber..

Putriku..

Putriku..
Saat pengambilan foto untuk Visa..

Putriku tercinta..

Putriku tercinta..

ponakan

ponakan
Keren..

Followers