Pada suatu masa di pemerintahan Jepang, tiga orang Cina telah ditangkap karena menyelundup, yaitu A Meng, A Seng dan A Beng. Ketiganya akan dihukum mati dengan hukuman tembak, karena itu mereka berniat ingin melarikan diri. Lalu ketiganya menyusun rencana untuk melaksanakan niat tersebut. A Meng mengatakan bahwa tentara Jepang sangat takut terhadap bencana alam, karena itu supaya mereka bisa lari, harus melakukan sesuatu agar tentara Jepang itu panik.
Keesokan harinya, A Meng mendapat giliran pertama untuk ditembak, ketika regu tembak sudah siap dengan senjatanya, tiba-tiba A Meng berteriak..
“Gempa bumi.. Gempa bumi..”
Semua tentara Jepang itupun lari ketakutan dan A Meng pun ikut melarikan diri.
Beberapa hari berikutnya tiba giliran A Seng, saat regu tembak akan mengeksekusinya, dia berteriak...
“Banjir... Banjir....”
Semua tentara Jepang itupun mengambil langkah seribu, tak terkecuali si A Seng..
Giliran terakhir si A Beng, dia pun berpikir agar bisa lepas dari regu tembak. Saat mereka sudah siap di lapangan, A Beng berkata dalam hati, “Hmmmm, aku halus (harus) belteliak (berteriak) pada saat yang tepat, balu (baru) tentala (tentara) Jepang itu lali (lari). Ha,ha,ha.. Lupanya (rupanya) bodoh juga Tentala-tentala (tentara2) Jepang itu..”
Syahdan ketika regu tembak telah siap, dengan sekuat tenaga A Beng berteriak...
“Fire... Fire... Fireee....”
Tamatlah riwayat A Beng......