Tuesday, January 5, 2010


MEMPERBAIKI KUALITAS CABE KERING

Capsicum Annum L

1. Pendahuluan

Produk pertanian merupakan produk yang tidak tahan lama, sehingga setelah proses pemanenan selesai, produk pertanian harus segera dijual agar tidak busuk, apalagi tanpa dilakukan penanganan pasca panen dengan baik

Petani di daerah kita pada umumnya enggan melakukan penanganan pasca penen. Hal ini selain disebabkan karena kurangnya modal usaha yang berujung pada rasa ingin segera memasarkan hasil pertanian juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentangan penanganan pasca panen itu sendiri. Penanganan hasil pertanian yang selama ini sering dilakukan petani hanyalah sekedar menjemur untuk menghilangkan kadar air yang terdapat di kulit luar produk itu sendiri, seperti padi, kacang tanah, jagung, kedelai dan lain-lain. Sedangkan proses pengeringan yang sesuai dengan standara mutu nasional ataupun ekspor sangat jarang dilakukan kalau tak ingin dikatakan tak pernah sama sekali. Apalagi untuk proses penanganan lebih lanjut dengan membuat produk-produk baru dari hasil pertanian, seperti pembuatan jus mangga, jus jeruk, dan lain-lain.

Keadaan yang seperti ini menyebabkan produk-produk pertanian yang seharusnya bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi atau bisa disimpan lama untuk menanti celah harga pasar meningkat lebih tinggi dari harga sekarang justru harus direlakan untuk dijual dengan harga rendah. Hal ini terjadi karena kecenderungan harga produk pertanian menurun drastis pada saat panen, terutama pada saat panen serentak.

Berdasarkan hal tersebut, disini penulis mencoba memaparkan tema pananganan pasca panen dengan judul “Memperbaiki Kualitas Cabe Kering.” Yang dimaksud dengan cabe kering ialah buah cabe tua dan masak yang utuh dari tanaman cabe merah (Capsicum Annum L Var Longum L) yang dikeringkan dan dibuang tangkainya.

2. Materi

Usaha agribisnis cabe sangat menguntungkan karena tingkat pengembalian modal yang cepat. Namun sebenarnya, dibalik semua itu akan menampilkan resiko yang sangat tinggi. Resiko yang paling rawan dihadapi petani adalah serangan hama penyakit dan fluktuasi harga yang tidak menentu. Semua resiko tersebut dapat diminimalkan jika kita banyak belajar dari pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan resiko tersebut adalah mengetahui peta pasar, membaca musim, mengetahui berbagai hama dan penyakit, menguasai teknik budidaya, memperkirakan harga musiman, menentukan jadwal panen, memakai benih yang sesuai dengan karakteristik lahan, permintaan pasar dan penanganan pasca panen.

Penanganan pasca panen cabe hampir dikatakan belum sepenuhnya dilaksanakan para petani karena terbatasnya pengetahuan dan fasilitas. Selain itu, kejelasan spesifikasi produk yang diinginkan konsumen tidak diketahui secara jelas oleh petani. Spesifikasi produk hanya diketahui oleh pedagang pengumpul. Keadaan ini menyebabkan daya tawar petani lebih rendah daripada daya tawar pedagang pengumpul.

Kerusakan buah cabe secara mekanis, fisiologis dan fisik lebih sering disebabkan oleh pengelola yang kurang cermat dan hati-hati dalam penanganan pasca panen. Kerusakan mekanis paling dominan terjadi pada saat pemetikan, pengangkutan, penanganan saat bongkar muat serta tidak adanya packaging atau wadah yang baik dalam pengangkutan.

Cabe kering yang dijual di pasaran atau bahkan yang di ekspor ke luar negeri pada umumnya dikumpulkan dari hasil pengeringan yang dilakukan oleh para petani dan para pengumpul khusus yang dilakukan di sentra produksi cabe. Para pedagang pengumpul ini membeli cabe basah pada petani dan melakukan proses pengeringan sendiri. Pengeringan pada umumnya dilakukan dengan mempergunakan panas sinar matahari tanpa mengalami perlakuan khusus dan memakan waktu selama 7 – 10 hari.

Cabe segar setelah diangkut ke tempat pengumpulan, langsung dihamparkan di atas tanah yang diberi alas tikar atau kepang atau di atas tempat penjemuran khsusus berupa lantai. Pekerjaan sortasi sebelum penjemuran jarang dilakukan dan biasanya dikerjakan setelah cabe kering.

Cabe kering yang berasal dari buah cabe yang kurang sempurna tingkat kematangannnya (masih kehijau-hijauan) akan menghasilkan cabe kering berwarna keputih-putihan. Sedangkan pada bagian buah yang kedapatan busuk akan menghasilkan warna kehitam-hitaman.

Sebelum cabe kering dijual atau bahkan di ekspor hendaknya dilakukan suatu kegiatan “Reprocessing” terhadap cabe kering yang keadaannya masih kurang memenuhi syarat tingkat kekeringannya dengan jalan dijemur dan selain itu perlu diadakan pemilihan ulang yang dititik beratkan kepada kualitasnyta dengan memisahkan cabe kering yang mempunyai kelainan atau cacat dan kotoran-kotoran yang terdapat di padanya.

Care yang dikeringkan tanpa suatu perlakuan khusus sebelumnya akan mengalami perubahan warna setelah disimpan selama 3 bulan di dalam suhu kamar biasa. Warna cabe kering yang kemerah-merahan dapat dipertahankan lebih lama lagi dengan j alan mencelup cabe segar sebelum dijemur ke dalam air mendidih yang mengandung Kalium Metabisulfit 0,2 % selama 6 menit yang kemudian disusul dengan pencelupan ke dalam air dingan sebelum cabe dikeringkan.

Dengan menggunakan alat pengering pada suhu 60˚ C cabe dapat dikeringkan dan waktu 12 – 20 jam. Kebaikan dari pemakaian alat pengering antara lain waktu pengeringan dipersingkat, lebih hygienis atau bersih dan kadar air yang dikandung dalam cabe kering dapat ditekan seminim mungkin (10%).

Penyimpanan cabe kering sebaiknya dilakukan di dalam kantong atau karung plastik yang tertutup rapat dan kemudian menyimpannya di dalam suatu ruangan atau tempat yang keadaannya kering atau yang kelembaban udaranya rendah (70%). Proses fisiologi tetap dipertahankan tetapi lajunya harus dikurangi, dengan menekan tingkat respirasi, yaitu mengatur temperatur dan kelembaban udara di sekelilingnnya dengan menempatkan produk dalam ruangan yang sistem udaranya terkendali.

Pengemasan juga perlu dilakukan yang bertujuan untuk melindungi mutu produk cabe dari kerusakan mekanis, fisik dan fisiologis pda saat handling, pengangkutan dan bongkar muat. Kemasah yang ideal harus kuat, memiliki daya lindung yang tinggi terhadap kerusakan, mudah di-handle, aman dan ekonomis. Wadah kemasan dapat dibuat secara tradisional berupa keranjang bambu atau rotan, karung plastik, kotak kayu, kotak bahan plastik, karung plastik polietilen dan kardus berpentilasi.

Dengan demikian, setelah kualitas cabe kering yang dihasilkan petani lebih bagus, diharapkan mampu mendongkrak harga pasar sehingga pendapatan petani meningkat yang pada gilirannya kesejahteraan petani akan tercapai. Kualitas cabe kering yang bagus dan mempunyai standar mutu ekspor selain mampu menambah in come petani itu sendiri juga bisa mengurangi angka pengangguran, karena perlakuan atau proses pengeringan cabe yang kontinyu akan menerlukan tenaga kerja lebih, selain tenaga kerja dalam proses budidaya tentunya.

3. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Penanganan pasca panen yang baik akan menghasilkan kualitas produk pertanian yang berkualitas baik dan mempunyai daya simpan yang lama. Sehingga animo yang selama ini bahwa produk pertanian adalah produk yang tidak tahan lama sehingga para petani buru-buru menjual hasil pertanian meski dengan harga yang rendah tidak lagi terjadi.

Harga cabe yang terus berfluktuasi akan bisa diatasi dengan telah dilakukan proses penanganan pasca panen. Sehingga kesehteraan petani dan keluarga tani akan tercapai. Angka pengangguran juga dapat dikurangi dengan bertambahnya tenga kerja pada proses penanganan pra panen dan pada saat proses penanganan pasca panen.

b. Saran

Penulis mengharapkan adanya campur tangan Pemerintah Daerah dan pihak swasta dalam memberdayakan petani, terutama dengan lebih banyak memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada petani tentang pentingnya penanganan pasca panen. Selain itu penulis juga mengharapkan peran aktif teman-teman mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran petani dalam mengelola produk-produk pertanian menjadi produk yang tahan lama dan mempunyai harga jual yang lebih tinggi.

4. Penutup

Demikian makalah singkat ini penulis susun dengan gaya dan tata bahasa yang sederhana. Besar harapan penulis makalah ini bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi para petani atau siapapun yang membutuhkan referensi tentang pengolahan pasca panen cabe. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan penulisan karya tulis bagi penulis pada masa yang akan datang.

Sumber : 1. Warta Penelitian dan Pengembangban Pertanian, Departemen Pertanian RI.

2. Intrademarket.com

No comments:

Post a Comment

Putriku..

Putriku..
Saat pengambilan foto untuk Visa..

Putriku tercinta..

Putriku tercinta..

ponakan

ponakan
Keren..

Followers